Minggu, 16 Juni 2019

TES EPPS


BAB I
PENDAHULUAN
 1. Latar Belakang
Tes Potensi Akademik adalah sebuah tes yang bertujuan untuk mengukur kemampuan seseorang di bidang akademik umum. Tes ini juga sering diidentikkan dengan tes keperibadian seseorang. Pada dasarnya kepribadian dari diri seseorang merupakan suatu cerminan dari kesuksesan. Seseorang yang mempunyai kepribadian yang unggul adalah seseorang yang siap untuk hidup dalam kesuksesan. Sebab dalam kepribadian orang tersebut terdapat nilai-nilai positif yang selalu memberikan energi positif terhadap paradigma dalam menghadapi tantangan dan cobaan kehidupan. Sebaliknya, seseorang dengan kepribadian yang rendah adalah seseorang yang selalu dilingkupi dengan kegagalan. Setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan kepribadian ini sulit diukur dibanding dengan kecakapan maupun kecerdasan. Kemampuan untuk mengukur dan mengenal kepribadian manusia tergantung kepada masing-masing individu. Pada kesempatan kali ini kami mencoba membaha salah satu tes kepribadian yaitu EPPS (Edwards Personal Preference Schedule).
2. Rumusan Tujuan
a. Bagaimana Latar belakang tes EPPS?
 b. Bagaimana Administrasi tes EPPS?
c. Apa sajakah hal-hal yang mengganggu jalannya tes?
d. Apa sajakah hal-hal yang perlu dilakukan agar tes berjalan lancer?
e. Bagaimana cara scoring tes EPPS?
f. Bagaimana Interpretasi tes EPPS?



BAB II
PEMBAHASAN
 1.Latar Belakang Tes EPPS
(Oleh Ella Kurniawat /1313052020 dan Feri Adi Rusmana/ 1343052004) Tes EPPS (Edward Personal Preference Schedule) disusun berdasarkan konsep manifes dari Henry A. Murray pada tahun 1958 dan revisi 1959. EPPS mengujur lima belas variabel kepribadian. Merupakan tes kepribadian yang disusun pertama kali sebagai alat reiset dan konseling, yang dengan cepat dan mudah mengukur sejumlah variabel. EPPS memiliki cara agar sebisa mungkin menutup munculnya jawaban karena tuntutan sosial sehingga jawaban yang diberikan benar-benar mencerminkan kepribadian teste. Hal tersebut dilakukan dengan serempak menampilkan pasangan pertanyaan dimana teste harus memilih salah satu dari pasangan pernyataan yang menggambarkan dirinya. Dengan demikian teste akan lebih banyal ditentukan oleh dirinya sendiri dibandingkan oleh tuntutan sosial. Hal ini sangat berbeda dengan inventory pernyataan tunggal. EPPS juga berbeda dengan inventory lain terutama dalam hal mengukur stabilitas emosi, anxiety, penyesuaian diri atau keadaan neurotik selain bisa menelusuri sindrom klinis atau psikiatris, misalnya untuk menentukan paranoia, histeria, maupun schizofrenia. Untuk riset dan konseling perlu penafsiran dalam uraian yang dipahami teste. Ciri-cirinya Tes EPPS adalah sebagai berikut :
  1. Dalam mengerjakannya tidak diberi batasan waktu.
  2. Ekspresi jawaban dibatasi oleh pilihan jawaban yang tersedia
  3. Respon merupakan gambaran dari kondisi internal subyek.
  4. Norma memberi gambaran tentang kondisi subyek
  5.  Korelasi antara jawaban dan kondisi subyek yang sebenarnya adalah 0,871.
Alat tes EPPS ini dibuat untuk untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan dasar manusia. Yang akhirnya dibuat oleh Edward Personal Preference Schedule (EPPS-Edward, 1959). Teori ini didasari oleh teori Murray yang mengatakan tentang 15 kebutuhan dasar manusia. Tes ini terdiri atas 210  pasang pernyataan dimana butir soal dari 12 skala lainnya. 15 kebutuhan yang diungkap tersebut adalah diantaranya;
  •  Kemampuan untuk berprestasi
  •  Kemampuan menyesuaikan diri
  •  Kemampuan menunaikan tugas
  •  Kebutuhan untuk menunjukan diri
  •  Kebutuhan untuk mandiri
  •  Kebutuhan untuk berempati
  •  Kebutuhan perhatian terhadap sesama
  •  Kebutuhan akan hubungan sosial
  •  Keinginan untuk memimpin
  •  Keinginan untuk kompromi
  •  Kebutuhan memberikan perhatian
  •  Kebutuhan akan stimulasi dari luar
  •  Kemampuan mengahadapi berbagai rintangan
  • Kebutuhan memberikan perhatian dari lawan jenis
  •  Kebutuhan untuk bertentangan dengan orang lain
Dalam tes EPPS ini tidak ada jawaban yang benar ataupun jawaban yang salah. Namun tes ini hanya untuk mengetahui apa kebutuhan, tipe-tipe motivasi dan kesukaan dari seorang individu. Psikotes EPPS ini termasuk tes kepribadian yang obyektif.
2. Administrasi Test EPPS ( Edward’s Personal Preference Schedule) Administrasi tes EPPS adalah
  1. Mempersiapkan tempat duduk testi. 
  2. Setelah mempersiapkan tempat duduk mulai memperkenalkan diri di didepan testi.
  3. Membacakan peraturan yang harus ditaati selama proses test sedang  berlangsung.
  4. Membacakan urutan kursi dari ujung sebelah kanan tester sampai  belakang testi.
  5. Mengingatkan berapa lama waktu yang disediakan untuk menyelesaikan test.
  6. Memberikan waktu bertanya kepada tester jika ada hal yang ingin di tanyakan.
  7. Memberikan kesan santai namun tetap terlihat berwibawa.
  8. Memberikan penjelasan kepada testi bahwa hanya ada alat tulis diatas meja test.
  9. Tidak boleh menggunakan alat bantu komunikasi. 
  10. Tidak boleh mencontek teman sebelahnya.
  11. Tidak boleh membuat kegaduhan.
  12. Tidak boleh mencoret soal test.
3. Hal-hal yang dapat menggangu jalannya tes
1)      Siswa yang berpura-pura menjatuhkan pulpen
2)      Siswa yang sengaja mengeluarkan suara
3)      Siswa yang mengajak temannya mengobrol
4)      Siswa yang berpura-pura meminjam penghapus
5)      Siswa yang sengaja izin keluar untuk ke wc
6)      Siswa yang sengaja mengaktifkan handphone nya
7)      Siswa yang berpura-pura bertanya
8)      Siswa yang selalu menjawab pertanyaan dari testi.
9)      Siswa yang selalu menjawab pertanyaan dari testi
10)  Suasana rungan yang tidak nyaman
11)  Bau rungan yang tidak enak di hirup
12)   Suasana kelas yang terlalu panas atau dingin
13)   Kondisi tubuh siswa yang kurang fit
14)   Gangguan psikologis karena adanya masalah tertentu yang sedang dihadapi siswa
15)   Lapar
16)   Telepon seluler
17)   Bosan dan lelah
4. Hal- hal yang perlu di lakukan agar Tes Berjalan dengan Lancar
(Oleh Yulia Safitri/1313052063) Supaya tes dapat berjalan dengan lancar sebaiknya ada beberapa hal yang harus dilaukan:
  1. Keyakinan memegang peranan penting dalam menghadapi sebuah rintangan (tes). Yakinkan diri anda bahwa posisi atau pekerjaan yang akan dimasuki benar-benar sesuai dengan kemampuan dan keinginan anda. 
  2. Sebaiknya Anda dalam kondisi benar-benar fit saat mengerjakan tes ini. Persiapan diri dengan isterahat yang cukup. Sering kali, seseorang sebenarnya mempunyai kemampuan mengerjakan tes, namun karena ketegangan atau kondisi tubuh yang tidak prima, dapat membuat hasil tes menjadi jelek. Oleh karena itu, anda harus mempunyai isterahat yang cukup, kalau bisa beristirahat satu atau dua hari sebelumnya.
  3. Cermati setiap pernyataan dan lakukan yang diminta penguji Anda.
  4. Jangan pernah asal-asalan dalam menjawab soal, karena jawaban Anda sangat ber-pengaruh terhadap hasil tes. Pilihlah pernyataan yang benar- benar sesuai dengan gambaran pribadi Anda dan jujur terhadap diri sendiri. Jangan pernah melakukan kebohongan pada saat menjawab soal. Percuma saja berbohong karena tes ini (seperti tes-tes yang lain) telah disusun sedemikian rupa sehingga terdapat hubungan khusus antara keadaan keluar dengan keadaan “dalamnya”. Tes ini juga menyajikan dua pernyataan yang mengungkapkan korelasi yang  berbeda dalam setiap nomor.
  5. Kerjakan soal dengan rileks, dengan begitu Anda akan mampu menyelesaikan tes dengan baik.
  6.  Jadilah diri Anda sendiri pada saat menjawab Soal Psikotes EPPS dan tunjukkan bahwa Anda me-mang mampu menjadi pribadi yang baik.
Hal- hal yang perlu di lakukan agar Tes Berjalan dengan Lancar
(Oleh Julia Mustika/1313052032)
1)      setiap individu yang mengikuti tes untuk selalu tenang saat dilangsungkan nya tes
2)      setiap testi (yg mengikuti tes) untuk vocus dalam menjawab  pertanyaan dan gunakan waktu sebaik-baiknya
3)      tidak banyak menoleh kanan kiri
5. Skoring Tes EPPS
(Oleh Lisa Sasmita/1313052035) Skoring dapat dilakukan dengan mesin komputer atau manual. Cara skoring manual adalah :
  1. Buatlah garis lurus dengan WARNA MERAH dari nomor-nomor :
No. 1 sampai dengan No. 25, melalui 7, 13, 19. 
No. 101 sampai dengan No 125, melalui 107, 113, 119
No. 210 sampai denmgan No. 225, melalui 207, 213, 219.
  1. Buatlah pula garis lurus dengan WARNA BIRU dari nomor-nomor: 
No 26 sampai dengan No. 50 melalui 32, 38, 44 
No 51 sampai dengan No. 75, melalui 57, 63, 69
No. 151 sampai dengan No. 175, melalui 157, 163, 169 
Nomor-nomor ini meskipun diber garis, akan diperhitungkan dalam menjumlah untuk mendapat score kepribadian.
  1. Dihitung jumlah huruf “A” yang dilingkari pada baris pertama dan seterusnya dari kiri-kekanan. Jumlah yang diperoleh tersebut ditulis dibawah kolom “r”.r (raw) :
  •  Dihitung menjajar (horisontal)
  •  Hanya dihitung A yang dilingkari, kecuali A yang terkena garis merah
  •  Maksimum 14
  1.  Dihitung jumlah huruf “B” yang dilingkari pada kolom pertama dan seterusnya dari atas ke bawah. Jumlah yang diperoleh tersebut dituliskan dibawah kolom “c”. c (columm) :
  •  Dihitung secara vertikal
  •  Hanya dihitung B yang dilingkari, kecuali yang terkena garis merah
  • Maksimum 14

  1. Setelah dihitung semuanya, akan diperoleh jumlah score pada kolom “r” dan kolom”c” yang berdampingan dijumlahkan dan hasilnya dituliskan pada kolom “s”. Angka tertinggi pada kolom “s” adalah 28, dan jumlah ini adalah score keseluruhan dari personality variabel. Untuk mengetahui apakah jumlah itu benar, dapat dilihat dari jumlah keseluruhan kolom “s” yang harus dicapai tepat 210. Kalau ternyata  jumlahnya lebih atau kurang, maka hal ini mungkin ada kesalahan menghitung score “A” atau score “B”. Oleh karena itu penghitungan harus diulangi kembali. Hingga persis 210.
  2. Untuk melihat konsistensi (con) jawaban subyek, dibandingkan  jawaban-jawaban yang dilingkari pada nomor-nomor:
1 vs 151,          26 vs 101,                    51 vs 201
 7 vs 157,         32 vs 107,                    57 vs 207
13 vs 163,        38 vs 113,                    63 vs 213
19 vs 169,        44 vs 119,                    69 vs 219
 25 vs 175,       50 vs 125,                    75 vs 225
 Nomor-nomor tersebut dilalui oleh garis-garis lurus yang WARNA MERAH atau WARNA BIRU. Bila ada kesalahan antara kedua  jawaban/berbeda. Berilah tanda pada kotak yang tersedia dibagian paling bawah dari kertas jawaban. Seluruh tanda dijumlahkan dan hasilnya dituliskan pada tempat “con” jumlah tertinggi adalah 15, sedangkan konsistensi dibawah 10 adalah meragukan dan tidak perlu diinterpretasi.
G..Untuk menentukan “percentile” dari “raw score” sesuai table percentile yang telah disusun sebelumnya (Norma Standard). Dan raw score yang tertera dituliskan dibawah kolom “ss”, profil variabel yang tergambarkan adalah kesimpulan tentang diri subjek, terutama kecenderungan-kecenderungan yang dimilikinya itu diatas mean (+) dan berada dibawah mean (-). Bila berada diantara atau tepat pada Mean, kecenderungan-kecenderungan tersebut menunjukan hal yang wajar.
6. Intepretasi
(Oleh Ella Kurniawati /1313052020 dan Lisa Sasmita/1313052035) Interpretasi dilakukan jika jumlah nilai konsistennya adalah sama dengan 10, jikan jumlahnya kurang dari 10 maka tidak perlu diinterpretasi. Hal ini terjadi karena subjek tidak konsisten dalam memilih jawaban, mungkin dikarenakan subjek plin plan atau ada faktor kelelahan selama mengerjakan tes ini sehingga membuat tesnya menjadi tidak valid. Pada tes EPPS terlihat kebutuhan-kebutuhan seseorang yang dapat diklasifikasikan kedalam 15 golongan yang di buatnya berdasarkan suatu daftar kebutuhan pokok manusia, yang disusun oleh HENRY A. MURRAY dan kawan-kawan (1983).
 Macam-macam kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :
  1. Achievement (Ach)
  2. Deference (Def)
  3. Order (Ord)
  4. Exhibirion (Exh)
  5. Autonomy (Aut)
  6. Affiliation (Aff)
  7. .Intraception (Int)
  8. Succorance (Suc)
  9. Dominance (Dom)
  10. Abasement (Abs)
  11. Nurturance (Nur)
  12. Change (Chg)
  13. Endurance (End)
  14. Heterosexual (Het)
  15. Aggression (Agg)
Aspek (Variabel)
Skor Tinggi
Score Rendah
Achievement (ach)
Untuk berbuat sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sukar dan menarik.
Dorongan untuk meraih prestasi rendah, cepat menyerah dengan situasi rumit atau menghindar apabila dihadapkan pada situasi yang kompleks.
Deference (def)
Untuk menyuruh orang lain memutuskan sesuatu pendapat  bagi dirinya, untuk menyesuaikan apa yang diharapkan oleh orang lain terhadap dirinya
Tidak tertarik dengan kesuksesan orang lain, fokus pada diri sendiri, sulit  patuh terhadap orang lain dan cenderung melakukan dengan caranya sendiri.
Order (ord)
Untuk berbuat secara teratur dan rapih dengan perencanaan sebelumnya.
Cara kerja atau  bertindak cenderung tidak teratur, lebih dikuasai oleh situasi perasaan, kurang terencana dalam bertindak dan sikapnya mudah berubah-ubah.
Exhibition (exh)
Untuk menjadi  pusat perhatian, untuk menonjolkan suatu  prestasi atau untuk menanyakan keberhasilan Kecenderungan yang tinggi untuk  pamer, menampilkan apa yang dimiliki ke lingkungan sekitar.
Tidak tertarik dengan situasi sosial, cenderung cuek dengan lingkungan sekitar, cuek terhadap apa yang dialami orang lain.
Autonomy (aut)
Untuk berdiri sendiri dalam membuat keputusan untuk menghindari urusan dan campur tangan orang lain.
Ketergantungan yang tinggi pada orang lain, dalam mengambil tindakan harus minta persetujuan orang lain terlebih dahulu, menghindari tindakan yang menarik perhatian sosial.
Affiliation (aff)
Untuk baik hati, untuk ikut ambil  bagian dengan teman-teman sekelompok, untuk kerja bersama atau  berbuat sesuatu dengan orang lain
Pribadi tertutup, introversi tinggi, sulit bergaul.
Intraception (int)
Untuk menganalisa motif-motif dan  perasaan-perasaan seseorang, untuk memahami dan mengerti perasaan- perasaan orang lain.
Terlalu mengabaikan  perasaan dan sikap didominasi atas dasar logika.

Succorance (suc)
Untuk menerima  bantuan atau affeksi dari orang lain, supaya orang lain bersimpati dan mengerti tentang dirinya.
Pribadi yang independent, senang dengan aktivitas diri dan mengacuhkan situasi sosial.
Dominance (dom)
Dominasi terhadap situasi sosial tinggi, pribadi yang mudah mengikuti dalam kelompok, yes-man terhadap otoritas dan memiliki jiwa  pemimpin.
Mudah dikendalikan dan sulit menolak dalam kelompok.
Abasement (aba)
Untuk merasa  bersalah bila orang berbuat kesalahan, untuk menerima fitnahan merasa takut dan rendah diri
Pribadi yang  berpikir positif, terbuka, mudah memaafkan dan meminta maaf apabila terjadi kesalahan.
Nurturance (nur)
Pribadi yang terbuka, mudah membantu orang lain, santun dan mudah bersimpati.
Pribadi yang tertutup, individu yang kaku, sulit  bersimpati dan mudah berkata kasar.
Change (chg)
Untuk berbuat sesuatu yang baru dan berbeda, untuk ingin mengikuti  perubahan- perubahan keadaan dan kebudayaan.
Merasakan kenyamanan dengan situasi yang rutin, suka dengan aktivitas yang monoton dan terkesan membosankan.
Endurance (end)
Untuk bertekun dalam tugas-tugas yang dihadapinya, untuk tidak ingin diganggu selama dalam bertugas
Daya tahan rendah terhadap situasi yang menekan, mudah menyerah dan cepat jenuh.
Heterosexual (het)

Untuk bergaul  bebas dengan lawan jenisnya, untuk ikut aktiv dalam pertemuan dimana orang dari  jenis lain hadir
Tidak mudah tertarik dengan lawan jenis, sulit dipengaruhi oleh orang lain.
Aggression (agg)
Untuk menyerang  pendapat orang lain yang berbeda, untuk suka mempermainkan orang lain.
Pribadi tenang, menghindari konflik dan konfrontasi.


LOVE (Kebutuhan Halus)
HATE (Kebutuhan Kasar)
Deference
Achievement
Order
Exhibition
Affiliation
Autonomy
Interception
Dominance
Succorance
Change
Abasement
Heterosexual
Nurturance
Aggression
Endurance


Cara interpretasi adalah dengan melihat hasil dari percentile. Skor  percentile menggambarkan profil subjek atau kesimpulan tentang diri subjek. Skor diatas mean (+) dapat diinterpretasikan adanya kecenderungan kebutuhan atau yang menjadi kekuatan subjek sementara itu skor dibawah mean (-) dapat diinterpretasikan tidak adanya atau lemahnya kebutuhan-kebutuhan diatas. Bila berada diantara atau tepat  pada mean, kecenderungan-kecenderungan tersebut menunjukan hal yang wajar.




BAB III
PENUTUP
1.Kesimpulan
Tes EPPS merupakan tes kepribadian yang mengukur tingkat kepribadian seseorang. Tes ini dikembangkan oleh H. A Murray, yang mencangkup 15 kebutuhan yang harus dimiliki manusia. Edward menyiapkan beberapa  butir soal sesuai dengan kebutuhan itu. Terdiri dari 225 item pernyataan, 210 pasang pernyataan dimana seorang testi harus memilih satu dari dua  pernyataan yang sesuai dengan dirinya. 15 kebutuhan yang diungkap tersebut adalah diantaranya:
  • Kemampuan untuk berprestasi
  • Kemampuan menyesuaikan diri
  • Kemampuan menunaikan tugas
  • Kebutuhan untuk menunjukan diri
  • Kebutuhan untuk mandiri
  • Kebutuhan untuk berempati
  • Kebutuhan perhatian terhadap sesama
  • Kebutuhan akan hubungan sosial
  • Keinginan untuk memimpin
  • Keinginan untuk kompromi
  • Kebutuhan memberikan perhatian
  • Kebutuhan akan stimulasi dari luar
  • Kemampuan mengahadapi berbagai rintangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TES EPPS

BAB I PENDAHULUAN   1. Latar Belakang Tes Potensi Akademik adalah sebuah tes yang bertujuan untuk mengukur kemampuan seseorang di ...