Jumat, 08 Juni 2018

Pengertian Konflik beserta Kasus Penyelesaiannya



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di tempat pekerjaan, dalam masyarakat, atau di mana saja manusia berada. Tidaka ada manusia yang terlibat dalam komunikasi. Setiap orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang-orang lainnya, dan kebutuhan ini terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai jembatan untuk mempersatukan manusia yang satu dengan yang lainnya.
Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri begitu juga halnya bagi suatu organisasi. Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hirarki otoritas dan tanggung jawab.
Setiap pengoperasian suatu organisasi sangat tergantung pada komunikasi, komunikasi dianggap sabagai masalah pokok dalam organisasi kerana komunikasi memmungkinkan para anggota dalam organisasi karena komunikasi memungkinkan para anggota dalam organisasi saling bertukar pikiran tentang tujuan-tujuan yang ingin dicapai organisasinya, begitu juga komunikasi merupakan saluran yang menghubungkan masukan atau keluaran dalam organisasi.
Namun, dalam komunikasi tidak selamanya berjalan dengan baik, adakalanya suatu komunikasi mengalami banyak kendala, seperti adanya perbedaan watak, sifat, pendapat, menanggapi yang disertai dengan emosi dan lain-lain. Apalagi dalam suatu organisasi yang terdiri dari beberapa orang yang mestinya memiliki bebarapa perbedaan.




B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana hambatan-hambatan pada saat komunikasi?
2.      Bagaimana contoh kasus gagalnya komunikasi?
3.      Bagaimana cara mengatasi gagalnya komunikasi?

C.     Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui hambatan-hambatan pada saat komunukasi.
2.      Untuk mengetahui contoh kasus gagalnya komunikasi.
3.      Untuk mengetahui cara-cara mengatasi gagalnya komunikasi.
                                                                                                                      

BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
1.      Pengertian Komunikasi
Menurut etimologi komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu communis yang artinya sama atau common berasal dari kata communis yang berubah ubah menjadi “kommunicare” yang artinya menyebarkan atau menginformasikan informasi kepada pihak lain guna memperoleh pengertian yang sama.
Sedangkan enurut Hasibun, komunukasi adalah distribusi informasi yang berasal dari komunikator yang ditujukan kepada komunikan supaya terjalin interaksi atau komunikasi adalah proses dalam menyalurkan informasi dari satu pihak ke pihak lainnya dengan maksud adanya persamaan dan pengertian yang sama.
Organisasi adalah perkumpulan atau wadah bagi sekelompok orang untuk bekerja sama, terkendali dan terpimpin untuk tujuan tertentu. Organisasi biasanya memanfaatkan suatu sumberdaya tertentu misalnya lingkungan, cara atau metode material, mesin, uang, dan beberapa sumber daya lain dalam rangka mencapai tujuan organisasi tersebut.
Komunikasi organisasi merupakan bentuk pertukaran pesan antara unit-unit komunikasi yang berada dalam organisasi tertentu. Organisasi sendiri terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hirarkis antara yang satu dengan yang lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi organisasi melibatkan manusia sebagai subjek yang terlibat dalam proses menerima, menafsirkan dan bertindak atas informasi.
Sedangkan menurut Wiryanto, komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi didalam kelompok formal, maupun informal dari suatu organisasi.
Tujuan komunikasi dalam proses organisasi tidak lain dalam rangka membentuk saling pengertian. Pendek kata agar teerjadi penyetaraan dalam rangka reverensi maupun dalam pengalaman.
2.      Hal-hal yang dapat menyebabkan timbulnya masalah komunikasi dalam kelompok.
a)      Masalah dalam mengembangkan pesan. sumber masalah dalam mengembangkan suatu pesan. Masalah dalam mengembangkan suatu pesan seperti munculnya keraguan tentang isi pesan, kurang terbiasa dengan situasi yang ada atau masih asing dengan audiens, adanya pertentangan emosiaonal, atau kesulitan dalam mengekspresikan ide atau gagasan.
b)      Masalah dalam menyampaikan pesan. Masalah yang paling jelas disisni adalah faktor fisik seperti kesalahan pada sambungan kabel pada sound system, kualitas suara yang kurang baik, salinan surat yang tak terbaca dan lain-lain.
c)      Masalah dalam menerima pesan. Masalah yang muncul dalam menerima suatu pesan anatara lain adanya persaingan antara penglihatan dengan suara, kursi yang tidak nyaman, lampu yang kurang terang, dan kondisi lain yang dapat mengganggu konsentrasi penerima. Masalah lain juga bisa muncul akibat kondisi kesehatan yang kurang baik.
d)     Masalah dalam menafsirkan pesan. Masalah ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu perbedaan latar belakang bila pengalaman hidup penerima secara mendasar. Berbeda dengan mengirim pesan, komunikasi menjadi semakin sulit.  Perbedaan usia, pendidikan, jenis kelamin, stasus sosial, kondisi ekonomi, latar belakang budaya , tempramen, kesehatan, pupolaritas ataupun agama dapat mempersulit atau mengganggu proses komunikasi.
3.      Hambatan-hambatan yang biasanya terjadi dalam proses komunikasi
a)      Hambatan teknis. Hambatan ini timbul karena lingkungan dan memberikan dampak pencegahan terhadap kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan. Dari sisi teknologi, keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi, akan semakin berkurang dengan adanya teman bari di bidang teknologi dan sisitem informasi, sehingga saluran komunikasi dan media komunikasi dapat diandalkan serta lebih efisien.
b)      Hambatan semantik. Gangguan ini menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau ide secara efektif. Definisi semantik disini adalah studi atas pengertian yang diungkapkan lewat bahasa. Suatu pesan yang kurang jelas akan tetap menjadi kurang jelas bagaimanapun baiknya transmisi. Untuk menghindari miss komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat dan sesuai dengan karakteristik komunikasinya, serta melihat dan mempertimbangkan kamungkinan penafsiran yang berbeda terhadap kata-kata yang digunakannya.
c)      Hambatan manusiawi. Hambatan ini muncul dari masalah-masalah pribadi yang dihadapi oleh orang-orang yang terlibat dalam komunikasi, baik komunikator manupun komunikan.
4.      Pengertian Karang taruna
Menurut peraturan menteri sosial RI Tahun 2010 pasal 1 ayat , karang taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah dan sarana pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh, dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa atau kelurahan terutama bergerak dibidang usaha kesejahtaraan sosial.
Sedangkan menurut direktorat bunga karang taruna (2005:1) menyebutkan bahwa karang taruna tumbuh dan berkembang atas dasar adanya kesadaran terhadap keadaan permaslahan dilingkungannya serta adanya tanggung jawab sosial untuk turut berusaha menanganinya. Kesadaran dan tanggung jawab sosial tersebut merupakan modal dasar tumbuh dan berkembangnya karang taruna.

B. kasus gagalnya komunikasi pada rapat pemuda karang taruna
Sebagai contoh komunkasi dalam organisasi pemuda desa atau sering disebut organsasi karang taruna di daerah Brebes. Organisasi yang beranggotakan pemuda ini, sering mengadakan rapat rutin untuk membahas suatu kegiatan yang dilakukan maupun yang akan dilakukan.
Pembahasan-pembahsan atau pendapat dari seseorang tertentu harus benar-benar diperhatikan. Tak sedikit yang bisa kita jumpai, konflik-konflik yang menimpa anggota karang taruna hanya diakibatkan dari komunkasi yang belum tertata dengan baik dan kesalahpahaman dalam menerima informasi.
Didalam rapat rutin karang tarun, membahas juga membahas masalah dalam lingkungan yang harus diselesaikan. Seseorang ketua karang taruna akan menginformasikan masalah-masalah atau bahan pembahasan dalam rapat itu dan membutuhkan tanggapan atau pendapat dari anggota. Tak jarang komunikasi untuk berpendapat maupun menerima pendapat menimbulkan masalah tersendiri dikalangan individu maupun anggota yang lainnya. Terkadang ada beberapa kata atau kalimat yang sering diucapkan nemun terkesan memaksa. Jadi anggota yang lainnya merasa ada keterpaksaan yang harus dilaksanakan. Misalkan dalam bahasa jawa seseorang sering berkata “pokoke” atau “pokoknya”. Kata-kata itu terkesan memaksa kehendak, dan mengakibatkan anggota yang lain tidak enak untuk mendengarkan pembicaraannya yang lain.
Bila seseorang tidak bisa menerima pendapat yang juga kurang bisa dikemas dengan baik itu, maka orang itu juga akan merespon tanggapan itu dengan nada-nada yang tidak enak didengar. Seringkai pembicaraan jadi semakin memanas saat menaggapi dengan emosi. Namun, ketika hal itu terjadi akan ada peringatan dari anggota yang lainnya yang mungkin bisa meredakan . ada juga salah satu anggota yang emosinya terlalu tinggi dan menciptakan komunikasi atau pembicaraan yang tidak pantas untuk diucapkan, ia akan dibawa teman-temannya keluar dari rapat.
Konflik komunikasi tersebut biasanya tidak hanya akan terjadi selama rapat, namun akan berturut-turut bermasalah dengan lawan bicara dalam rapat tersebut. Mereka akan saling diam dengan menasang muka wajah yang sengit. Bila tidak ada pihak yang mengalah, maka tidak akan ada perdamaian didalamnya. Itulah masalah akibat berkomunikasi yang kurang efektif dan kesalahpahaman yang sering dialami pada saat rapat karang taruna yang seharusnya bertujuan bermusyawarah untuk mencapai mufakat.


Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi kesalahan dalam berkomunikasi baik mengemukakan pendapat maupun menerima pendapat. Dari contoh kasus diatas dapat diambil beberapa analisa sebagai berikut:
a.       Perbedaan pendirian dan perasaan antar individu. Setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut terhadap suatu hal dalam lingkungan dapat menimbulkan konflik sosial.
b.      Perbedaan sifat dan watak sifat dan watak bawaan dari kelahiran seseorang dan berbeda-beda dengan imdividu yang lain. Itu tidak tidak bisa diubah, namun bisa disikapi dengan baik, agar tidak menimbulkan konflik.
c.       Mengemukakan pendapat yang kurang bisa dikemas dengan komunikasi yang baik. Biasanya komunikasi yang kurang baik baik dan kurang tertata dapat menimbulkan konflik yan bermula dari kesalahpahaman.
d.      Kurangnya pengetahuan. Kurangnya pengetahuan akan topik yang dibahas dapat menimbulkan salah paham antar individu
e.       Menanggapi tanggapan yang disertai emosi dan kontrol emosi yang kurang baik. Kontrol emosi pada saat musayawarah sangatlah penting. Tidak setiap orang bisa mengontrol emosinya. Suatu tanggapan yang
disertai emosi itulah yang akan menimbulkan berbagai macam masalah.
C. Cara-cara mengatasi gagalnya komunikasi
Banyak solusi yang bisa diberikan dari kegagalan berkomunikasi dalam rapat atau musyawarah ini. Baik saat konflik terjadi langsung bisa diselesaikan, maupun dengan tahapan-tahapan. Dengan adanya berbagai solusi dan beberapa sumber, maka konflik-konflik komunikasi bisa di redam dengan baik. Contohnya seperti:
a.       Menciptakan suasana kondusif dan santai dalam musyawarah. Tidak ada ketegangan suasana dan sedikit menciptakan suasana lucu atau lelucon. Hal ini akan membawa kenyamanan disetip anggotanya dan akan santai mengikuti musyawarah dengan baik.
b.      Tidak memaksa kehendak dikalangan individu. Mampu menghargai da menerima pendapat orang lain, yang kemudian akan dipertimbangkan bersama-sama dalm musyawarah tersebut untuk mencapai hasul yang terbaik.
c.       Memiliki sifat perhatian antar sesama individu. Bisa mengerti perasaan orang lain, misalnya “jika aku menjadi dia menjadi dia menjadi aku”. Saling menyadari perbedaan perasaan atu sama lain.
d.      Mengerti sifat dan watak orang lain, agar kita mampu menyikapi dengan baik.
e.       Mampu mengontrol emosi dengan baik. Sabar dalam menerima pendapat yang mungkin kurang berkenan. Menanggapi dengan emosi tidak menyelesaikan masalah, namun hanya akan menimbulkan masalah.
f.       Memperjelas atau mempertegas suatu informasi yang mungkin kurang bisa dipahamai oleh anggota yang lainnya. Sedapat mungkin dijelaskan dengan baik, sabar, dan menyakinkan indivudu dengan yang lain.
g.      Jika ada konflik antar individu didalamnya dapat diselesaikan dengan pihak ketiga, atau bantuan dari teman-teman anggota. Dapat mengadakan forum kembali untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada pada anggotamya.
h.      Memotivasi orang lain dengan dorongan-dorongan yang akan menguatkan di saat menghadapi masalah dengan lawan bicara.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan                                           
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari keterangan di atas mengenai peranan komunikasi dalam organisasi sebenarnya sederhana. Didalam berorganisasi sangatlah penting adanya komunikasi, baik itu antar anggota atau bahkan anggota dengan pemimpin organisasi tersebut. Dan dalam berorganisasi yang menjadi pondasi bangunannya adalah baik atau tidaknya jaringan komunikasi dari organisasi tersebut sehingga dengan demikian jika komunikasi dalam organisasi tersebut baik maka organisasi tersebut akan mudah menghadapi setiap masalah yang dihadapi tanpa membutuhkan waktu yang lama. Dan jika komunikasi dalam organisasi tersebut buruk maka tentu akan menimbulkan penyelesaian masalah atau suatu konflik pada organisasi tersebut akan lama dan bisa saja dengan mudah berujung perpecahan.
B. Saran
Demikianlah makalah penelitian yang dapat kami buat. Semoga dapat memberikan manfaat kepada pembaca dan penulis sendiri. Tentu masih banyak kukurangan dan kesalahan dalam isinya. Dan itu mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah sebelumnya. Mohon maaf dan teria kasih.

 
DAFTAR PUSTAKA
Komala, Lukiati, 2009, Ilmu Kmunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks, Bandung, Widya Padjadjaran
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945                

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TES EPPS

BAB I PENDAHULUAN   1. Latar Belakang Tes Potensi Akademik adalah sebuah tes yang bertujuan untuk mengukur kemampuan seseorang di ...